Senin, 11 April 2011

aktivis vs aktebel dalam memandang cinta ^_^


bolehkah seorang aktivis jatuh cinta ???
jawabannya,,,,,
ya, boleh lah….cinta itu siifat…sedang kan sepengetahuan saya, segala sesuatu baru dikenai hukum baik buruk dan hukum syariat ketika sudah menjadi tindakan…

… Lihat Selengkapnya

misalnya…ada orang yg pgn mencuri…baru pengen, blm ada action, maka dia punya niat yg mungkin buruk..orang itu belum bisa dikenai hukuman…tapi kalau sudah ada tindakan nyata nyuri..baru dihukum
gt pula dengan jatuh cinta, boleh…..keran dia sifat…ada di dalam hati….ketika sudah diwujudkan dalam tindakan nyata…misalnya pacaran, menikah, zina, dsb…baru dikenai hukum…

so…pandai2 lah me-manage dan mengekspresikan apa2 yg kita rasakan…baik itu jatuh cinta, benci, suka, marah, dll….ketika sudah menjadi tindakan dia akan dikenai hukum baik buruk dan syariat…di samping kita semua manusia yg tentunya kadang bersifat khilaf…

Nasihat untuk para penuntut ILMU

“Satu hal yang perlu kita camkan bersama bahwa situs ini hanyalah sebagai jalan alternatif dalam menuntut ilmu, bukan jalan yang paling utama. Sehingga dengan ada situs ini -dan demikian pula sangkaan kami dengan situs ahlussunnah yang lainnya- tidaklah dimaksudkan dengannya sebagai pencukup dari majelis ilmu. Karenanya kami sama sekali tidak membenarkan seorang muslim yang hanya mencukupkan dirinya untuk mengambil ilmu melalui situs manapun lalu merasa cukup dengannya sehingga dia lalai dari menghadiri majelis ilmu.”
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu (syar’i), Allah akan mudahkan baginya dengan ilmu tersebut, jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

Jeritan Hati Seorang Ikhwan


SURAT DARI IKHWAN

Ukhti…
Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang ? Atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan.
Ukhti…
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi?? Bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu..

Ukhti…
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu??

Ukhti…
Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir.. Akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan dininabobokkan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..

Ukhti…
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu..

Ukhti…
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamumu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan..

Ukhti…
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat. Coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan. Sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan Islam??

Ukhti…
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Khaliqm.. Antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola.. Sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan mengkhawatirka. Tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…
Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bidh pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti…
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

Ukhti…
Rajinnya shalat malammu (tidak menjamin) keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu..

Ukhti…
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholiqmu,
Masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu??
Ukhti…
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi.
Akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…
Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik.
Jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..

Ukhti…
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.
Maka tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…
Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu.
Sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlaq busukmu di lupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…
Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan past.
Bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah??
Kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah??

Ukhti…
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton TV yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati Sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birrul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,
Mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah??

Ukhti…
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar??

Ukhti…
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlaq maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,

Siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang..
TAMBAHAN DARI TEH NISAUL.. ^^
Ukhti…
kenapa harus nunggu disuratin sama ikhwan ukhti?

Ukhti…
akankah surat ini sama berkesannya jika diganti judulnya menjadi
‘surat dari sesama muslimah’ ukhti?
Ukhti…
kadang embel2 ‘ikhwan’ lah yang makes sense dari tadzkirah-tadzkirah semacam ini ya ukhti..

Ukhti…
baiklah mari sama-sama kita beristighfar untuk memperbaiki diri ukhti..

Ukhti…
karena sekalipun tidak ada teman-teman ikhwan, tetap ada mereka..
saudari-saudari kita yang siap untuk saling mengingatkan ukhti.. :)

Minggu, 10 April 2011

Zuhudlah Terhadap Dunia!

Apabila manusia merasa cukup dengan kehidupan dunia, maka hendaklah anda merasa cukup dengan adanya Allah. Apabila mereka bangga dengan dunia yang dimiliki, gembiralah, karena Allah bersama anda.
Apabila mereka merasa bahagia dengan orang-orang yang mereka cintai, maka jadikanlah kebahagiaan anda karena Allah bersamamu. Apabila mereka merasa senang karena mengenal kalangan pejabat dan borjuis serta berusaha mendekatkan diri kepada kalangan tersebut agar memperoleh kemuliaan dan kedudukan, maka hendaklah anda mengenal Allah dan senang dengan-Nya, sehingga anda mampu memperoleh puncak kemuliaan dan kedudukan.
Seorang yang zuhud berkata, “Saya tidak tahu ada seorang yang mendengar kondisi surga dan neraka, kemudian dia melewatkan waktu tanpa berbuat ketaatan kepada Allah dengan melakukan dzikir, shalat, membaca al Quran, dan berbuat kebaikan.” Maka seorang pria berkata kepadanya, “Sesungguhnya diriku sering menangis.” Maka orang yang zuhud tesebut berkata kepadanya, “Sesungguhnya apabila engkau tertawa namun anda mengakui seluruh dosa yang engkau perbuat, hal itu lebih baik daripada anda menangis sementara anda merasa bangga dengan amal yang anda perbuat (yaitu merasa ujub). Sesungguhnya amalan seorang yang ujub tidak akan mampu terangkat sampai kepalanya (tidak diterima Allah).”
Maka pria tadi berkata, “Nasehatilah diriku.” Orang yang zuhud berkata, “Tinggalkanlah dunia kepada para pemujanya seperti mereka meninggalkan akhirat kepada para pecintanya. Jadilah di dunia ini layaknya lebah. Apabila makan, dia hanya akan memakan sesuatu yang baik dan apabila memberi makan, dia hanya memberikan yang baik. Apabila dia hinggap ke suatu tempat, dia tidak merusak dan mengoyaknya.”
Dikutip dari Fawaidul Fawaid
Gedong Kuning, Yogyakarta, Rabu, 9 Rabi’uts Tsani 1431.

Menghamba Kepada-Nya


Allah memiliki berbagai perintah yang wajib ditunaikan oleh para hamba-Nya, memiliki takdir berupa musibah dan ‘aib (maksiat) yang ditetapkan atas para hamba-Nya, memiliki nikmat yang diberikan kepada mereka.
Ketiga hal ini, yaitu perintah, takdir, dan nikmat memiliki ragam penghambaan kepada-Nya yang wajib ditunaikan setiap hamba. Pribadi yang paling dicintai-Nya adalah yang mampu mengenal berbagai bentuk penghambaan dan mampu menunaikan hak-Nya dalam ketiga kondisi tersebut. Pribadi yang paling jauh dari-Nya adalah pribadi yang tidak tahu bagaimana bentuk penghambaan kepada-Nya dalam ketiga kondisi tadi.
Bentuk penghambaan terkait perintah-Nya adalah dengan melaksanakannya secara ikhlas dan mengikuti tuntunan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terkait dengan larangan-Nya, yaitu dengan menjauhinya karena takut dan cinta kepada-Nya, karena mengagungkan-Nya.
Penghambaan kepada-Nya ketika ditimpa musibah adalah dengan bersabar atas musibah tersebut; kemudian ridha, yang tingkatannya lebih tinggi dari bersabar; kemudian bersyukur, yang tingkatannya lebih tinggi dari ridha. Semua itu akan terwujud apabila kecintaan kepada-Nya terhunjam kuat di dalam hati hamba, dan dia tahu bahwa musibah tersebut merupakan pilhan terbaik baginya, bentuk kebaikan dan kelembutan-Nya kepada dirinya, meskipun dia tidak suka terhadap musibah itu.
Penghambaan kepada-Nya ketika tertimpa kemaksiatan adalah dengan segera bertaubat kepada-Nya, berdiri di hadapan-Nya dalam keadaan memohon ampunan dengan hati yang tercerai berai, karena tahu tidak ada yang mampu menghilangkan ‘aib tersebut melainkan Dia semata, tidak ada yang mampu membendung keburukannya selain diri-Nya. Dirinya tahu, apabila ‘aib tersebut dibiarkan, maka akan menjauhkan dirinya dari berdekat-dekat dengan-Nya, ‘aib tersebut akan melempar dirinya dari pintu-Nya. Dengan demikian, dia melihat ‘aib merupakan bahaya yang tidak dapat disingkap kecuali oleh -Nya, dan dia berkeyakinan bahwa ‘aib (maksiat) tersebut lebih berbahaya daripada penyakit fisik.
Sehingga dia adalah seorang yang meminta perlindungan dengan ridha-Nya dari kemurkaan-Nya, dengan pemaafan-Nya dari siksa-Nya, dirinya butuh dan berlindung kepada-Nya. Dirinya tahu apabila dia terlepas dari perlindungan-Nya, maka kemaksiatan dan aib yang serupa atau bahkan yang lebih buruk akan terjadi. Dirinya tahu tidak ada jalan untuk melepaskan diri dari belenggu maksiat dan bertaubat dari hal itu, kecuali dengan taufik dan ‘inayah-Nya, semua hal itu berada di tangan-Nya, bukan di tangan hamba.
Dengan demikian, dia adalah seorang yang lemah, tidak berdaya untuk mendatangkan taufik bagi dirinya sendiri, tidak mampu mendatangkan ridha Tuan-nya tanpa izin, kehendak, dan ‘inayah-Nya. Dirinya adalah seorang yang butuh kepada-Nya, hina, miskin, menjatuhkan diri di hadapan-Nya, mengetuk pintu-Nya. (Dengan adanya maksiat itu dia memandang dirinya sebagai) orang yang paling rendah dan hina, sehingga dia sangat fakir dan butuh kepada-Nya, dia cinta kepada-Nya. (Dia tahu) tidak ada kebaikan pada dirinya, tidak pula kebaikan itu berasal darinya, yang ada adalah seluruh kebaikan adalah milik Allah, berada di tangan-Nya, dengan kehendak-Nya, dan berasal dari-Nya. Dia-lah yang mengatur nikmat, menciptakan, dan memberikan kepada dirinya disertai kebencian-Nya apabila dirinya berpaling, lalai dan bermaksiat kepada-Nya.
Maka, bagian Allah adalah pujian dan sanjungan, sedangkan bagian hamba adalah celaan, kekurangan, dan ‘aib. Dia memonopoli seluruh pujian dan sanjungan, Dia-lah yang menguasakan berbagai kekurangan dan ‘aib kepada hamba (apabila mendurhakai-Nya). Seluruh pujian hanya untuk-Nya, seluruh kebaikan berada di tangan-Nya, seluruh keutamaan dan nikmat hanya untuk-Nya.
Seluruh kebaikan berasal dari-Nya, seluruh keburukan berasal dari hamba. Dia memperlihatkan kasih sayang kepada hamba dengan mencurahkan nikmat kepada mereka, adapun hamba-Nya memperlihatkan kebencian kepada-Nya dengan bermaksiat kepada-Nya. Dia membimbing hamba-Nya, adapun hamba, dia curang kepada-Nya ketika berinteraksi dengan-Nya.
Adapun bentuk penghambaan ketika memperoleh nikmat adalah dengan terlebih dahulu mengetahui dan mengakui pada hakekatnya nikmat itu berasal dari-Nya; kemudian berlindung dengan-Nya, jangan sampai terbersit dalam hati tindakan menisbatkan dan menyandarkan nikmat tersebut kepada selain-Nya, meskipun hal itu merupakan sebab terwujudnya nikmat, karena Dia-lah yang menyebabkan dan memberikan pengaruh pada sebab tersebut. Sehingga dari segala sisi nikmat itu hanya berasal dari-Nya; kemudian memuji-Nya atas nikmat yang diberikan, mencintai-Nya atas nikmat tersebut; kemudian bersyukur atas nikmat tersebut dengan menggunakannya untuk ketaatan kepada-Nya.
Bentuk penghambaan yang tertinggi terkait dengan nikmat-Nya adalah memandang banyak nikmat-Nya yang sedikit dan memandang betapa kecil rasa syukur yang dia tunaikan atas nikmat tersebut. Dia meyakini bahwa nikmat tersebut sampai kepada dirinya, dari Tuan-nya, tanpa ada biaya yang dia keluarkan, tanpa ada perantara, dia tahu dirinya tidak berhak atas nikmat tersebut, karena nikmat itu pada hakekatnya hanyalah milik-Nya, bukan milik hamba.
Maka setiap nikmat bertambah, maka bertambah pulalah ketundukan dan kehinaan diri di hadapan-Nya, bertambah pula sikap tawadhu’ (rendah hati) dan cinta kepada Sang pemberi nikmat. Sehingga setiap kali Allah memperbarui nikmat baginya, maka akan timbul penghambaan, kecintaan, kekhusyu’an, dan kehinaan terhadap-Nya; setiap kali Allah mencabut nikmat itu darinya, maka setiap kali itu pula timbul rasa ridha; setiap kali dia berbuat dosa, dirinya akan segera bertaubat, hatinya tercerai berai di hadapan-Nya, dan meminta maaf kepada-Nya.
Itulah hamba yang cerdas, adapun hamba yang dungu adalah yang tidak mampu merealisasikan itu semua.
Gedong Kuning, Yogyakarta, 20 Rabi’uts Tsani 1431.

Kemana CINTA Harus Ku Labuhkan........???

Cinta adalah topik pembicaraan yang tidak akan pernah usang untuk dibahas. Berbagai kalangan, baik tua maupun muda turut membicarakannya, tidak ketinggalan kalangan yang fujjar (hobi maksiat) maupun kalangan alim ulama pun turut memperbicangkannya.
Perbincangan Manusia Mengenai Cinta
Banyak perbincangan orang mengenai cinta ini, al Imam Ibnu al Qayyim rahimahullah menyampaikan beberapa perkataan mengenai cinta,
Al ‘Abbas bin Al Ahnaf mengatakan,
وما الناس إلا العاشقون ذوو الهوى … ولا خير فيمن لا يحب ويعشق
Setiap manusia mesti memiliki cinta…tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak memiliki cinta[1]
Abu Naufal pernah ditanya,
هل يسلم أحد من العشق فقال نعم الجلف الجافي الذي ليس له فضل ولا عنده فهم فأما من في طبعه أدنى ظرف أو معه دمائة أهل الحجاز وظرف أهل العراق فهيهات
“Apakah seorang bisa menghindar dari cinta?” Dia menjawab, “Bisa, (asalkan dia adalah seorang yang) berhati keras dan kurang ajar, yang tidak memiliki keutamaan dan kepintaran. Walaupun seorang hanya memiliki perangai dan akhlak penduduk Hijaz dan Irak yang paling rendah sekalipun, maka tentu dia tidak akan bisa menghindar dari yang namanya cinta.”[2]
‘Ali bin ‘Abdah berkata,
لا يخلو أحد من صبوة إلا أن يكون جافي الخلقة ناقصا أو منقوص الهمة أو على خلاف تركيب الاعتدال
“Tidak mungkin seorang bisa terlepas dari cinta, kecuali dia adalah seorang yang buruk perangai, loyo (tidak bergairah) atau kurang waras.”[3]
Demikianlah, diri kita tidak mungkin terlepas dari sesuatu yang namanya cinta.
Jenis-jenis Cinta
Cinta ternyata dapat membawa seorang kepada kebahagiaan dan tidak sedikit orang yang hanyut oleh arus cinta sehingga terjerumus ke dalam kesengsaraan. Pertanyaannya, cinta manakah yang  bisa membawa kepada kebahagiaan dan cinta manakah yang bisa membawa kepada kesengsaraan?
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa terdapat empat jenis cinta yang harus dibedakan sehingga tidak timbul persepsi yang salah sehingga menyebabkan seorang tersesat. Berikut penjelasannya,
  • Mahabbatullah (cinta kepada Allah). Cinta kepada Allah saja tidak cukup untuk menyelamatkan seorang dari siksa Allah dan mendapatkan pahala dari-Nya karena orang-orang musyrik, penyembah salib, Yahudi, dan yang lainnya juga mencintai Allah.
Allah ta’ala berfirman, (yat),
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Al Maa-idah: 18).
  • Mahabbatu ma yuhibbullah (mencintai apa yang dicintai Allah). Jenis cinta inilah yang memasukkan seorang ke dalam Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran. Kecintaan Allah terhadap seorang berbanding lurus dengan kadar kecintaan jenis ini. Contoh kecintaan ini adalah cinta kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, cinta seorang terhadap berbagai peribadatan kepada Allah.
  • Al Hubbu fillah wa lillah (kecintaan karena Allah dan di jalan Allah). Kecintaan ini merupakan syarat dari kecintaan kepada apa yang dicintai oleh Allah (mahabbatu ma yuhibbullah). Mencintai apa yang dicintai Allah tidak akan lurus kecuali jika ia mencintai karena Allah dan di jalan Allah.
Ilustrasi akan hal ini adalah sebagai berikut, seorang muslim tentu mencintai rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun ketika cinta ini tidak dilakukan di jalan Allah, tidak sesuai dengan tuntunan syari’at, maka cinta ini terkadang menjadi sebuah kemaksiatan atau kesyirikan. Diantara contohnya adalah kecintaan seorang yang berkata dalam sya’irnya,
يا رسول الإله إني ضعيف              فاشفعني أنت مقصد للشفاء
يا رسوا لإله إن لم تغثني                فإلى من ترى يكون التجائي
Wahai rasulullah, sesungguhnya aku tidak berdaya
Maka berilah syafaat untuk diriku, dirimulah harapanku untuk sembuh
Wahai rasululah, jika engkau tidak menolongku
Kepada siapa lagi aku berlindung[4]
Sya’ir di atas merupakan bentuk kecintaan orang tersebut kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun demikian, kecintaan tersebut tidaklah bermanfaat bagi orang itu, karena tidak dilakukan di atas tuntunan Allah ta’ala, karena Allah ta’ala memerintahkan nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatakan,
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (١٨٨)
“Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al A’raaf: 188).
Contoh lain cinta jenis ketiga ini adalah kecintaan seorang muslim kepada saudaranya yang dilandasi atas dasar keimanan,
عن أبي هريرة : عن النبي صلى الله عليه وسلم أن رجلا زار أخا له في قرية أخرى فأرصد الله له على مدرجته ملكا فلما أتى عليه قال أين تريد ؟ قال أريد أخا لي في هذه القرية قال هل لك عليه من نعمة تربها ؟ قال لا غير أني أحببته في الله عز وجل قال فإني رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما أحببته فيه
“Ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di suatu daerah lain. Maka Allah mengirim malaikat untuk mengintai perjalanannya. Ketika lelaki itu bertemu dengan sosok penjelmaan malaikat tersebut, malaikat itu bertanya kepadanya, “Anda hendak kemana?”. Lelaki itu menjawab, “Saya ingin menemui seorang saudara –seagama- saya yang ada di daerah ini.” Malaikat itu bertanya, “Apakah anda mengharapkan tambahan nikmat (dunia) dengan menemuinya?”. Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja saya ingin mengunjunginya karena saya mencintainya karena Allah ‘azza wa jalla.” Malikat itu pun berkata, “Sesungguhnya aku dikirim oleh Allah untuk menemuimu dan memberitakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu telah mencintainya karena diri-Nya.”[5]
Kecintaan pria di atas adalah kecintaan karena Allah dan di jalan Allah, dia mencintai saudaranya bukan dikarenakan tendensi-tendensi yang bersifat duniawi, namun kecintaannya tersebut dilandasi keimanan terhadap Allah ta’ala.
  • Al Mahabbah ma’allah (cinta mendua kepada Allah). Artinya dia mencintai selain Allah dan juga mencintai Allah dengan kadar yang sama. Ini merupakan cinta syirik. Setiap orang yang mencintai sesuatu dengan kecintaan yang sama kepada Allah, bukan dilakukan karena Allah atau di jalan-Nya, maka ia telah menjadikan objek yang dicintainya sebagai tandingan selain Allah. Inilah jenis kecintaan orang-orang musyrik.
Allah ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (١٦٥)
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al Baqarah: 165).
  • Al Mahabbah ath thabi’iyyah (kecintaan manusiawi). Kita diperbolehkan melakukannya, yaitu kecenderungan seorang kepada apa yang disenangi dan yang sesuai dengan watak dan nalurinya. Seperti orang haus, tentu dia akan mencintai air, beitupula ketika lapar, dia akan mencintai makanan, dia senang tidur, mencintai istri dan anak.
    “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (Al Munafiqun: 9).
Ini bukan cinta yang dicela kecuali jika hal itu telah melalaikan dari mengingat Allah dan menyibukkan diri dari cinta kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman, (yat),
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan shallallahu ‘alaihi wa sallamah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran:14).
Allah ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (٢٤)
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan rasul-Nya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At Taubah: 24).
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٩)
Demikianlah pembagian cinta menurut imam Ibnul Qayyim yang beliau sampaikan dalam kitab Al Jawaabul Kaafi.
Di tempat yang lain, imam Ibnul Qayyim juga menyimpulkan pembagian cinta. Tidak mengapa kita cantumkan perkataan beliau disini untuk menambah faedah. Kata beliau,
فالمحبة النافعة ثلاثة أنواع : محبة الله ومحبة في الله ومحبة ما يعين على طاعة الله تعالى واجتناب معصيته
والمحبة الضارة ثلاثة أنواع : المحبة مع الله ومحبة ما يبغضه الله تعالى ومحبة ما تقطع محبته عن محبة الله تعالى أو تنقصها فهذه ستة أنواع عليها مدار محاب الخلق فمحبة الله عز وجل أصل المحاب المحمودة وأصل الإيمان والتوحيد والنوعان الآخران تبع لها  والمحبة مع الله أصل الشرك والمحاب المذمومة والنوعان الآخران تبع لها
“Cinta yang bermanfaat itu terbagi menjadi tiga, yaitu mahabbatullah (cinta kepada Allah), mahabbah fillah (cinta di jalan Allah) dan mahabbah (cinta) kepada segala sesuatu yang dapat membantu seorang semakin ta’at kepada Allah ta’ala dan menjauhi segala larangannya. Sedangkan cinta yang membahayakan terbagi menjadi tiga pula, mahabbah ma’allah (mencintai sesuatu di samping mencintai Allah), cinta terhadap perkara yang dibenci oeh Allah dan cinta terhadap sesuatu yang dapat memangkas cinta seorang kepada Allah atau menguranginya.
Cinta yang dimiliki oleh manusia tidak terlepas dari keenam perkara tersebut. Mahabbatullah merupakan sumber segala cinta yang terpuji, merupakan dasar iman dan tauhid. Sementara dua cinta terpuji yang lain merupakan penyerta cinta jenis ini.
Demikian pula, mahabbah ma’allah (mencintai sesuatu di samping mencintai Allah) merupakan sumber kemusyrikan dan merupakan cinta yang tercla. Sementara dua cinta tercela lainnya merupakan penyerta cinta jenis ini.”[6]

Kemana Cinta Harus Dilabuhkan?
Cinta diungkapkan dalam bahasa Arab dengan kata ‘al hubb’ yang berarti sesuatu yang terdalam. Jika kita memberikan sesuatu yang terdalam dan berharga kepada orang yang tepat dan patut mendapatkannya, maka kita akan berbahagia tentunya. Sebaliknya, jika kita memberikannya kepada seorang yang tidak layak, maka hal itu akan menyebabkan kesengsaraan hidup.
Oleh karenanya, selayaknya seorang menyerahkan dan melabuhkan cintanya kepada Allah, Zat yang maha sempurna, terbebas dari segala cela, dan Dia-lah yang paling banyak memberikan kebaikan kepada dirinya. Dengan demikian, kecintaan terbesar seorang mukmin adalah ditujukan kepada Allah ta’ala, Zat yang paling pantas untuk dicintai, Zat yang menjadi curahan cinta setiap hamba.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengemukakan beberapa alasan untuk mencintai Allah dalam kitabnya Al Jawaab Al Kaafi[7], diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Secara fitrah, hati cenderung mencintai zat yang memberi nikmat dan mencintai zat yang berjasa kepadanya. Oleh karenanya, manusia wajib mendahulukan cinta kepada Allah, karena semua kebaikan dan kenikmatan yang dirasakan hanya berasal dari Allah semata. Allah ta’ala berfirman,
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (٥٣)
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (An Nahl: 53).
  • Cinta akan timbul jika ada dua motivasi, yaitu kemuliaan dan keindahan pada objek yang dicintainya. Allah itu lebih layak dicintai lebih dari segalanya karena Allah memiliki nama dan sifat yang baik dan mulia, dan hati cenderung mencintai dan senang kepada yang baik-baik.
  • Setiap orang yang berinteraksi dengan anda, maka ia menginginkan imbalan keuntungan. Sementara Allah berinteraksi dengan kita karena Allah menginginkan agar kita beruntung dengan keuntungan yang paling besar dan bukan Allah yang memperoleh keuntungan. Karena itulah, Allah membalas satu dirham yang diinfakkan dengan sepuluh dirham, kemudian dilipatgandakan menjadi tujuh ratus kali lipat bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya.
  • Semua kebutuhan dan kepentingan anda, bahkan semua kebutuhan makhluk ditanggung oleh Allah, karena Dia-lah yang maha mulia dan dermawan. Dia memberi sebelum diminta dengan pemberian yang tidak pernah dibayangkan oleh yang meminta. Allah berterima kasih untuk setiap perbuatan kita meskipun amalan kita sedikit, bahkan Allah melipatgandakan amalan tersebut. Dia mengampuni dosa yang banyak dan menghapusnya, semua yang ada di langit memintanya setiap hari dan setiap saat.
Oleh karenanya, sungguh merugi, orang yang berpaling dari cinta Allah dan malah sibuk mencintai selain-Nya, padahal Allah tidak memiliki tendensi (kepentingan) terhadap dirinya. Betapa indah apa yang dikatakan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ucapan beliau.
فيا حسرة المحب الذي باع نفسه لغير الحبيب الأول بثمن بخس وشهوة عاجلة ذهبت لذتها وبقيت تبعتها وانقضت منفعتها وبقيت مضرتها فذهبت الشهوة وبقيت الشقوة وزالت النشوة وبقيت الحسرة فوارحمتاه لِصْبٌ جمع له بين الحسرتين حسرة فوت المحبوب الأعلى والنعيم المقيم وحسرة ما يقاسيه من النصب في العذاب الأليم
“Alangkah meruginya seorang yang menjual dirinya dengan harga yang murah kepada selain kekasih yang pertama (yakni Allah-pen), hanya karena ingin memenuhi nafsu syahwat sementara yang akan berakhir kenikmatannya dan akan terus membawa malapetaka. Alangkah kasihan hati yang di dalamnya terkumpul dua penyesalan, penyesalan karena tidak berjumpa dengan kekasih tertinggi (Allah) dan surga yang dipenuhi kenikmatan, serta penyesalan disebabkan siksaan adzab yang berkepanjangan.”[8]
Gedong Kuning, Yogyakarta, 10 Rabiuts Tsani 1430.

[1] Raudlah al Muhibbin 1/175 [2] Raudlah al Muhibbin 1/177
[3] Raudlah al Muhibbin 1/177
[4] Syawahidul Haqq karya An Nabhani hal 352
[5] HR. Muslim no. 2567 dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab
[6] Ighatsaatul Lahfaan 2/140.
[7] Al Jawaab Al Kaafi hal. 256-259
[8] Ighatsatul Lahfaan 2/121

Mabuk Cinta


Dari artikel lalu, artikel “Kemana Cinta Harus Dilabuhkan?”, bisa kita simpulkan bahwasanya cinta itu terbagi menjadi dua jenis, yaitu cinta yang terpuji dan cinta yang tercela. Imam Ibnul Qayyim, rahimahullah berkata, “Jenis cinta tercela yang paling berat adalah mencintai sesuatu dengan kadar yang sama dengan cinta kepada Allah. Seorang itu telah mencintai sesuatu dan menyamakannya dengan kadar cintanya kepada Allah. Jenis cinta syirik ini merupakan penyebab utama kesengsaraan seorang. Sebaliknya jenis cinta terpuji yang paling besar adalah cinta hanya kepada Allah. Jenis cinta ini adalah penyebab utama kebahagiaan seorang. Mereka yang memiliki cinta ini meski masuk ke dalam neraka karena dosa-dosanya tetapi mereka tidak kekal disana .”[2]
Penyakit cinta yang paling mewabah umat, terutama para pemuda dan pemudi Islam adalah penyakit isyq (mabuk cinta/kasmaran), yang berarti الإفراط في المحبة, kecintaan kepada lawan jenis dengan kadar yang berlebihan[3]. Betapa banyak orang yang terfitnah dengan jenis cinta ini.
Renungkanlah kondisi kebanyakan orang yang dirundung cinta buta ini. Jika kita menimbang sisi keimanan dan ketauhidan yang mereka miliki dengan kondisi kecintaan yang menimpa mereka, maka timbangan atau jika kita mengukur keridhaan Allah dan rasul-Nya, maka timbangan antara keridhaan Allah dan rasul-Nya dengan keridhaan diri seorang yang mencintai kekasihnya tersebut akan sama beratnya. Bahkan sebagian pemabuk cinta secara terang-terangan lebih mencintai kekasihnya daripada menauhidkan Allah. Salah seorang dari mereka mengatakan,
يترشفن من فمي رشفات … هن أحلى فيه من التوحيد
“Perempuan-perempuan itu menghisap mulutku lebih nikmat daripada menauhidkan Allah.”
Yang lain mengatakan ia lebih bersyahwat kepada kekasihnya daripada rahmat Allah, dia mengatakan,
وصلك أشهى إلى فؤادي … من رحمة الخالق الجليل
“Berhubungan denganmu lebih aku senangi di hatiku daripada rahmat Allah, sang Pencipta yang Agung.”
Oleh karenanya, cinta buta ini tidak hanya menghantarkan seorang kepada kemaksiatan, bahkan cinta ini terkadang menghantarkan kepada kesyirikan dan kekafiran. Jika ia menjadikan kekasihnya sebagai tandingan selain Allah, berarti ia telah mencintainya dengan kadar yang sama dengan kecintaannya kepada Allah. Inilah kecintaan yang mengandung kesyirikan. Demikian pula, jika cintanya kepada sang kekasih melebih kecintaannya kepada Allah, maka cintanya ini merupakan jenis dosa cinta kesyirikan, keduanya tidak akan diampuni Allah karena termasuk syirik yang paling besar, kecuali dia bertobat.
Salah satu tanda kesyirikan dalam cinta ini adalah dia lebih mengutamakan keridhaan dan kesenangan orang yang dicintainya daripada keridhaan dan kesenangan Allah. Jika antara kepentingan Allah dan kepentingan yang dicintainya bertentangan, ia lebih menaati orang yang dicintainya daripada taat kepada Allah. Ia memberikan kepada yang dicintainya sesuatu yang lebih berharga dan tidak memberikannya kepada Allah.[4]
Oleh karena bahayanya yang teramat besar, salah seorang ulama pernah mengatakan,
لئن أبتلى بالفاحشة مع تلك الصورة أحب إلى من أن أبتلى فيها بعشق يتعبد لها قلبي ويشغله عن الله
“Saya lebih suka ditimpa musibah dosa melakukan kekejian daripada aku ditimpa dosa ‘isyq (cinta buta), sehingga hatiku beribadah kepadanya dan melalaikan diriku dari Allah.”[5]



Dampak Negatif Mabuk Cinta
Seorang yang tertimpa kasmaran (mabuk cinta) akan mengalami berbagai mafsadah (kerusakan), baik dalam hal dunia maupun agama. Imam Ibnul Qayyim rahimahulah menyebutkan beberapa mafsadah tersebut dalam kitabnya, Al Jawabul Kaafi. Berikut diantaranya,
  • Dia akan disibukkan dengan mengingat-ngingat makhluk dan mencintainya dari kesibukan dzikir dan cinta kepada Allah. Kedua dzikir dan cinta ini tidak mungkin menyatu dalam hati seorang karena keduanya akan saling bertarung dan yang akan menguasai adalah yang paling dominan.
  • Hatinya akan tersiksa karena objek yang dicintainya; karena barangsiapa yang mencintai selain Alah, ia akan tersiksa dengannya. Cinta buta meski terkadang dinikmati oleh pelakunya, namun pada hakekatnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.
  • Hatinya tertawan dan terhina dalam genggaman orang yang dicintainya. Namun karena ia mabuk cinta, ia tidak merasakan musibah yang menimpanya, seperti anak burung dalam genggaman anak kecil yang mempermainkan burung kecil itu.
  • Ia disibukkan oleh kekasihnya sehingga lalai terhadap urusan agama dan dunianya. Tidak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung mabuk cinta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalau pun dia beribadah kepada Allah, dia akan melaksanakannya dengan hati yang lalai dari mengingat Allah, dia beribadah namun hatinya tertuju kepada kekasihnya.
  • Jika kekuatan setan menguasai seorang, ia akan merusak akal dan memberikan rasa was-was. Bahkan orang yang tertimpa ‘isyq mungkin tidak ada bedanya dengan orang gila. Dia tidak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akal, yang akan membedakan antara dirinya denan binatang. Apa yang membuat gila seorang pria dalam kisah Laila Majnun atau orang yang sepertinya kalau bukan mabuk cinta? Hal ini seperti kata penyair,
قالوا جننت بمن تهوى فقلت لهم … العشق أعظم مما بالمجانين
العشق لا يستفيق الدهر صاحبه … وإنما يصرع المجنون في الحين
Mereka bilang, “Kamu tergila-gila dengan orang yang kau cintai?”
Aku pun menjawab, “Cinta buta lebih dahsyat daripada orang gila.”
Orang yang terserang cinta buta tidak akan tersadar sepanjang masa
Sementara orang gila akan siuman dari kegilaannya
  • Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera yang kongkrit maupun yang abstrak. Kerusakan indera maknawai (abstrak) akan mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain seperti mata, lisan, telinga juga turut rusak. Artinya dia akan melihat yang keburukan kekasihnya sebagai sesuatu yang baik.
Mata hati akan buta melihat keburukan dan kekurangan orang atau sesuatu yang dicintainya, sehingga mata fisiknya tidak mampu melihat hal itu. Telinganya akan tuli mendengarkan celaan orang kepada orang yang dicintainya.
Berbagai kesenangan dan perasaan cinta buta akan menutup kekurangan dan aib, sehingga jika kesenangannya hilang dia akan melihat aib-aib itu. Semakin kuat kecintaan orang maka semakin pekat kegelapan yang menutup matanya sehingga tidak mampu melihat sesuatu dalam bentuk sebenarnya. Kata seorang penyair,
هويتك إذ عينى عليها غشاوة … فلما انجلت قطعت نفسي ألومها
“Kecintaanku kepadamu menutup mataku
Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri”
  • Seperti yang disebutkan bahwa ‘isyq adalah berlebihan dalam mencintai, sehingga orang yang dicintainya sudah pada tingkat menguasai dan mengendalikannya. Ia selalu terpikir dengannya dan tidak pernah hilang dari dirinya. Itu artinya kekuatan jiwanya hanya digunakan untuk cintanya. Sehingga kekuatan untuk hidupnya hati dan kekuatan emosionalnya tidak berfungsi. Kalau fungsi ini tidak digunakan, maka fisik dan ruhnya akan terserang berbagai penyakit yang sulit disembuhkan.



Penyebab Cinta Buta
Setiap penyakit tentu ada penyebabnya. Orang yang berakal tentu berusaha untuk mencari penyebab penyakit tersebut sebagai upaya pencegahan. Demikian pula penyakit mabuk cinta, tentu ada penyebabnya. Kami sebutkan beberapa penyebab mabuk cinta/cinta buta secara ringkas kepada anda.
  1. Berpaling dari Allah
  2. Ketidaktahuan seorang tentang bahaya yang akan muncul karena mabuk cinta. Barangsiapa yang tidak mengetahui bahayanya niscaya akan terjerumus dalam kubangan cinta.
  3. Kekosongan hati. Inilah faktor terbesar yang menyebabkan seorang terjangkit penyakit isyq. Ibnu ‘Uqail pernah mengatakan, “Tidaklah penyakit asmara akan muncul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur. Jarang sekali orang yang memiliki kesibukan terjangkit penyakit ini, baik kesibukan dalam bentuk memproduksi barang-barang ataupun berniaga. Apalagi seorang yang disibukkan dengan ilmu syar’i ataupun hukum syar’i.”[6]
  4. Media informasi yang merusak.
  5. Taklid buta.
  6. Pamer kecantikan atau tabarruj (bersolek ala jahiliyah)
  7. Mengumbar pandangan mata
Pandangan mata ibarat anak panah yang dilepaskan iblis sebagaimana yang terdapat dalam hadits. Siapa saja yang melepaskan pandangan tanpa kendali, niscaya akan merugi selamanya. Hal yang paling berbahaya bagi hati adalah melepaskan pandangan tanpa kendali. Sebab hal itu akan mendorong seorang untuk selalu mencarinya dan tidak akan mungkin untuk sabar menahan diri. Oleh karenanya syari’at ini memerintahkan umatnya untuk menundukkan pandangan. Apalagi model-model wanita zaman sekarang mengharuskan para pria untuk menjaga pandangan mereka.

Obat Cinta Buta[7]
Mengenai cinta buta ini, Ibnul Qayyim telah menyebutkan obatnya,
Pertama, untuk mengobati cinta buta ini seorang harus mengetahui bahwa yang menimpanya adalah sesuatu yang bertentangan dan menafikan tauhidnya kepada Allah. Ia juga harus menyadari bahwa ia melakukan semua itu adalah karena kelalaian hatinya kepada Allah. Oleh karena itu, ia harus mengetahui dan menyadari untuk bertauhid kepada-Nya, sunnah-sunnah-Nya dan bukti-bukti kekuasaan Allah.
Kedua, melakukan berbagai ibadah lahir dan batin sehingga hati dan pikirannya senantiasa berpikir kepada ibadah-ibadah tersebut. Hendaklah ia memperbanyak kembali dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh ketundukan, rendah diri dan keikhlasan. Tidak ada obat yang paling efektif daripada ikhlas hanya kepada Allah. Allah ta’ala menyebutkan ini di dalam Al Qur-an,(yang artinya),
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Yusuf: 24).
Dalam ayat di atas,Allahya’ala menyelamatkan nabi Yusuf dikarenakan beliau adalah seorang hamba yang mukhlas (ikhlas dalam beribadah kepada-Nya).
Waffaqaniyallahu wa iyyakum
Gedong Kuning, Yogyakarta, 10 Rabi’uts Tsani 1430.

[1] Diadaptasi dari Al Jawab Al Kaafi.
[2] Al Jawaab Log OutAl Kaafi hal.141.
[3] Al Mishbah Al Munir 2/412.
[4] Al Jawaab Al Kaafi hal. 150.
[5] Al Jawaab Al Kaafi hal. 150.
[6] Al Adab Asy Syar’iyah 3/126.
[7] Al Jawabul Kahfi.

Jumat, 08 April 2011

Terima kasih Ibu Guru Dwiki Tercinta


Hari ini (30/12/10) hari yang paling bahagia bisa mendapatkan prestasi yang bisa saya pertahankan. sungguh sujud syukur ku persembahkan kepada-Mu ya Rabb.... ya Rabb...jangan sampai diri ini bangga akan semua itu. tapi bimbinglah diri ini untuk meraih prestasi yang gemilang. dan jangan sampe diri ini terbelenggu akan kesombongan.
oh ya terima kasih untuk guruku ( Bu Phidelia Perdana Putri) yang udah memberi Dwiki suport untuk maju dan terimakasih udah memberi buku panduan untuk belajar giat dirumah ( saat itu sangatlah senang bisa mendapatkan buku yang sangat berharga itu ) ...
bu kini Dwiki ucapkan terimakasih banyak saat ini Dwiki juga bisa belajar dengan lebih tenang untuk menghadapi UJIAN NASIONAL bu...
emh kok ibu perhatian banget ya sampe2 ibu memberi Dwiki buku yang sangat berharga itu...
padahal buku tuch sangatlah mahal kalau dinilai dengan materi dan buku tuch mahal bangaet kalo dinilai dari segi keikhlasan ibu....
disitu ibu kelihatan ikhlas dalam memberi Dwiki buku itu. sampe2 ibu juga memegang erat tangan Dwiki j( jadi gimana gituh Dwiki nya he..hee heee ^_^ )
sekali lagi makasih banyak ya bu.....


To : Bund Phidelia Perdana Putri
Guru SMK Karya Andalas Palembang
Matematika 2010/2011

Mencari JATI DIRI


Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Hmm, sudah lama ya aku nggak nulis.. belakangan ini memang males banget deket2 komputer. Coz komputerku ada monsternya, monster skripsi dan kolokium. Alhamdulillaah skripsinya 90% terselesaikan. Tapi monster kolokium belum terkalahkan, masih kembang kempis nyaliku untuk menghadapinya. Semangat, semangaaat…
Okay, sekarang ku mulai aja ‘dobos’anku kali ini.. yuuuuk… ^^
Pencarian Jati Diri

Kayak ABG aja ya… tapi emang aku ABG sih.. (Akhwat Baru Gaul).. hehe.. betul betul betul…
Emang selama ini ke mana aja non??
Itulah aku. Selama ini aku berada pada suatu wadah yang besar dan megasyikkan. Hingga tiba waktunya, karena usiaku yang kian menua dan banyak anak2 muda yang mau gantian masuk ke wadah itu, mau tak mau aku pun harus keluar perlahan2 tapi pasti dari wadah indah itu.
Ya, wadah itu adalah Dakwah Kampus… tepuk tangan yg meriah untuk tamu special kita… (lho?!)

Di sinilah ku temukan indahnya Islam, dekatnya ALLOH, mulianya para Rosul dan sahabat, serta dahsyatnya ukhuwah. Dari nol aku menapakinya. Setelah kumasuki dunia baruku ini, banyak sekali perubahan2 signifikan pada diriku. Dari celana sampai ke rok, dari kerudung biasa sampai ke jilbaber, dari suka lagu2 aneh sampai ke nasyid & murotal, dari terbata-bata sampai bisa sedikit merdu dalam tilawah, dari pemalu sampai malu2in (nggak dink, yg bener tuh jd pe-de), dari tidak tau sampai sok tau (kalo yg ini agak bener tp tepatnya adalah jd lebih banyak tau hal2 baru), dari nasionalis jadi islamis (maksudnya sudut pandangku), dll. Pokoknya banyak deh.. yg jelas dari mata turun ke hati, akupun mulai jatuh hati.. hehehe.. jatuh hati pada cinta yg hakiki… cie..

Tiga tahun sudah aku di dakwah kampus. Walau status amanahku ecek2, tapi aku suka dan sulit ku lupa. Alhamdulillaah..
Sampai waktunya, ku harus meniggalkanmu. Ataukah kau yang merasa bosan dengan ku… tapi inilah perjalanan, ada fase di setiap tapaknya. Walau berat terasa, tapi harus tetap berpisah.. oh, tidaak.. (lebay!!)
Di perjalananku selanjutnya, aku bertemu dengan dakwah kampung. Wow, beda euy! Trial and error adalah menu utamaku di sini. Lucu, malu, seneng, rindu campur aduk jadi satu. Syuro sama orang2 tua, ikut pengajian ibu2 (mana disuruh jadi mc dan baca tilawah pula.. karena di masjid, suaranya kedengeran se-antero kampung lho.. hehe), latihan ngajar TPA dengan polah anak2 yg bandel2 (jd ingat masa kecilku, ora beda.. hehe), spreading (dg berbagai penolakan dan penerimaan warga yg mengharukan.. huhuhu) , pelayanan kesehatan, taklim remaja,dll. Beda banget deh dari kampus poenya.. lebih mantab.. (^^,)b

Hampir dua tahun aku di wadah baruku ini. Alhamdulillaah sampai saat ini. Terima kasih ALLOH.. bila ku ingat lelah, ayah bunda.. (koq malah nyanyi to..). maksudnya, aku sangat bersyukur karena tidak semua orang bisa merasakan nikmat ini. Hukum seleksi alam berlaku di sini (bukan dink, lebih tepat kalo kita sebut dengan seleksi ALLOH). Yang berguguran di tengah jalan ada, yg membuat batalyon barisan sakit hati juga ada, yg pindah gerakan ada juga, yg nggak jelas mungkin juga ada.. hehehe.
Aku pun sering sakit hati. Tapi lagi2 ku sadari bahwa akulah yang kurang ilmu. Hingga detik ini. Ngaji di ta’lim ini ada cocoknya ada nggak-nya (sururiyah donk?!), ngaji di halaqoh itu banyak cocoknya tapi sering nggak kutemukan jawaban pertanyaan2ku, ngaji forum diskusi satunya kadang cocok seringnya nggak sepakat. Jadi statusku adalah tidak jelas. Aku juga nggak ngerti nih. Aku adalah sang pencari. Di mana kutemukan kebenaran dan kemantapan hati, maka itulah jalan yg kupilih. Semoga ALLOH senantia membimbingku.. Amiin ya ROBB..
Sahabat Rosul saw, Abdullah bin Mas’ud.ra berkata : “jama’ah itu adalah apa yg sesuai dgn kebenaran meskipun kamu seorang diri.”
ALLOHU Ta’ala a’lam.

Rasa syukurku pada tuhanku


Yaa allah ya tuhanku
Tiada kata lain yg sanggup aku ucapkan
Selain syukur alhamdulillah
Atas sgala rahmat yg tlah engkau berikan padaku.

Sgala puji aku panjatkan
Kehadirat allah SWT
Shalawat beserta slm tak lupa
Aku haturkan kpd junjungan umat
Nabi muhammad saw.

yaa allah ya tuhanku
Sungguh aku sgt bersyukur skali dg hdpku
Aku merasa engkau sangat menyayangiku
Kala ada mslh yg membelitku
Engkau tunjuk hambamu yg laen tuk membantuku
Kala ada yg berusaha memperdaya dan menipuku
Engkau kasih petunjuk pula padaku

Yaa allah ya tuhanku
Sungguh aku sgt mencintaimu
Bimbinglah aku,,tunjuk kanlah padaku
Kejalan yg engkau ridhoi.

Yaa allah ya tuhanku
Berilah aku ilham
Utk ttp mensyukuri nikmatmu
Yg tlah engkau anugrahkan kpdku
Dan juga kedua org tuaku
Dan utk mengerjakan
Amal saleh yg engkau ridhoi.

Yaa allah ya tuhanku
Masuk kan lah aku dg rahmatmu
Kedlm golongan hamba"mu yg saleh.

Lihat Kedepan jangan pandang Masa Kelam


Jangan pnh liat masa lalu dg penyesalan
Jangan pula lihat masa dpn dg ketakutan
Tp lihatlah sekitarmu dg penuh kesadaran
Pertahankan iman dan buanglah ketakutan

Jangan percayai keraguan anda
Dan jangan ragukan keyakinan anda
Hidup ini indah seandainya anda tau
Bagaimana menjalani hidup ini

Bersyukurlah setiap yg ada pd kita
Atopun yg tidak ada pada kita
Setiap hari itu istimewa
Sesuai dg keinginan anda
Dan buatlah hari ini luar biasa.

Indahnya Ukhuwah


Dengan seorg sahabat kita bisa berbagi canda tawa
Berbagi rahasia bertukar pandangan
Berbagi kesuksesan maupun kekecewaan
Dan macam macam persoalan besar maupun kecil

Seorg sahabat adlh org yg dpt memahami perasaanmu
Slalu memaafkanmu,slalu membesarkan hatimu
Tak pnh membuatmu merasa kecil
Dan sahabat adlh org yg membuatmu merasa
Bahwa dunia ini begitu indah

Engkau Tetap Garudaku


Kerinduanku akan kehangatanmu membuatku meriang.
Kata orang, Merindukan sayang.
Tetapi ini sungguh berbeda dari hanya sekedar merindukan sayang.
Aku hanya merindukan engkau kembali terbang.
Engkau sudah menjadi sosok yang gagah.
Tidak hanya itu, engkau pun megah.
Di tengah himpitan benua-benua yang megah.
Engkau pun tetap tidak goyah.
Tahun ini engkau kembali menghunjukkan ketajamanmu.
Melaju terus tanpa ragu.
Meninggalkan yang dulu menghinamu.
Tuk tunjukkan kegagahanmu.
Majulah terus garudaku.
Meski apapun kondisimu.
Kau tetap ada di dadaku.
Kau akan tetap menjadi pembimbingku.

Terbanglah Garudaku


Kau adalah kebanggaan bangsa
Kau adalah simbol negara
Kau melambangkan persatuan
Kau melambangkan persaudaraan
Kau melambangkan keterikatan
Aku ingin kau tetap terbang
Kami semua ingin kau tetap terbang
Kami ingin kau tetap berada di angkasa
Dengan segala kejayaan
Dengan segala kesuksesan
Tetaplah kepakkan sayap
Jangan sampai sayapmu patah
Tetaplah meluncur ke udara
Jangan sampai kembali menjejak bumi
Arungi angkasa
Lintasi buana
Kuasai dunia
Dan buatlah kami semua bangga
Bangga memiliki dirimu
Tetaplah terbang
Mengejar harapan
Meraih impian

Bangkitkan Negeri Bersama


Pisau-Pisau dapur mengkilap seperti Kilat....
yang tajam dan membelah serta mengiris hati.....
tergantung kita yang menggunakannya...
Pisau Haram jika kita gunakan tuk saling bunuh membunh saudara saudara kita....
Pisau Halal jika kita gunakan sebagai pisau dapur yg digunakan untuk memotong2 sayuran.................................
Kita juga harus busa mengaca sejauh mana pikiran kita tentang pisau dapurSampai mana kita men-tafakuri-nyaApakah hanya seujung kuku atau sedalam dan sedangkal lautan....??
kita tanya pada diri kita sendiri....,...........................
Ayo kawan mari kita bangun negeri iniuntuk tujuan kita bersama...
Pisau bisa juga Haram dan Halaltergantung penggunaannyakita juga demikian....
apakah kita juga bisa haram dan halal....???
TENTU saja BISA.......
bagaimana......???
Kita Haram....jika kita melakukan Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme...
Jika kita menginginkan remaja bangsa hancurjika kita menginginkan negeri ini terjajahdan jika kita ingin menjadi negeri ini bobrok, rusak dan luluh lantahTapi,
Kita HalalJika kita membangun negeri ini menjadi negeri yang berkembangtanpa adanya KKN jika kita menginginkan negeri ini tak kan terjajah ke sekian kalinyadan kita juga menginginkan dan meyakini  islam sebagai Agama-NyaMari kita bangun negeri ini menjadi negeri yang Maju....
Bangun negeri ini Bangun bangsa ini...Bangun remaja Indonesia....
Bangkitlah para Remaja Indonesia untuk membangunbangsa di tanah Air Tercinta ini....Bangkit....Bangkit...dan bangkitserta membangun Negeri ini untuk kepentingan bersamamembangun negeri ini untuk bersama..................
Pemuda Bisa ,,,,,Remaja Bisa.....Indonesia Bisa......Allahu Akbar.......

By : Dwiki Al-AkhyarPalembang Kota BA

Slamat jalan Bunda


Awal bersama…
Begitu bahagia kurasa…
Ketika perpisahan itu datang…
Sakitnya bagai tertusuk belati…
Begitu menusuk relung jiwaku...
Duka melanda jiwa yang terselimuti lara…

Hembusan angin menyapu semua bahagiaku…
Membawa Bundaku pergi…
Jauh…
Dan menghilang pergi…
Mungkin takkan pernah kembali…

Bunda Qina…
Kesetiaanmu..
Senyummu…
Candamu…
Kan terlukis indah dalam hatiku..
Cara mendidikmu dan motivasi bund Qina masih terasa menghangatkan jiwaku..

Namun perpisahan ini..
Biarlah terjadi…
Kurelakan Bunda pergi…
Namun aku tak ingin kasih sayangmu untukku hilang…

Biarlah kasih sayangmu  itu kusimpan…
Suatu saat pasti kan kudapatkan..
Sebuah cinta yang lain..
Walau bukan denganmu…

Bunda Qina,
Disaat kami tengah mencari
Makna Kearifan, sosok ketauladanan, serta
Segala Wujud kebaikan dan keikhlasan
Pada kebersahajaanmu kami menemukan,
Kebersahajaan yang apa adanya
Yang mengantarkan alam sadar kami akan suatu rasa….
hormat dan kasih dalam balutan keanggunan kasih sayang

Bunda Qina,
Memang, waktu bukanlah milik kita, tak seorangpun yang mampu menahan masanya
Keinginan kami tak seiring dengan batas kebersamaan kita yang mesti usai
Pertemuan dan Perpisahan kan datang silih berganti
menjadi kepingan hidup tak terlupakan
hingga mengendap menjadi sebuah kenangan
kenangan akan sebuah kebersamaan yang penuh keakraban
Kini Perpisahan menyapa
walau jiwa masih ingin terus bersama
namun apalah daya, jalan hiduplah yang memaksa

Bunda Qina,
Bibir kami terkatup rapat, lidah kelu tertahan
enggan berucap kata perpisahan
karena hanya mengundang kepiluan
dan mengumbar getir sedih semata
Tapi tiang keyakinan kami kokoh berdiri menopang asa
bahwa tali silaturahim akan tetap erat mengikat hati kita

Bunda,
Salah dan khilaf tiada lepas dari sebuah pergaulan
karena kita hanyalah seorang insan
tiada lagi yang kami harapkan
selain maafmu yang penuh ketulusan
Doa kami semoga Alloh membimbing Bunda melanjutkan perjalanan
dan selalu dalam limpahan rahmat serta keberkahan
Aamiin….

Selasa, 05 April 2011

Akhwat..........???

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?”.
Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:
Anakku …

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya

“ Lantas apa lagi Abi? ”, sahut putrinya

Ketahuilah putriku …

Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur
Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya, “Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?”

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!” Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rosulullah”

—————————————————————————————————

…………… subhanallah, jadi demikian itu ya yang dinamakan akhwat sejati. Hmmm…apa benar ada ya yang sesempurna itu. Ah gak usah dipikir, yang terpenting untuk sekarang kita sebagai ikhwan adalah berusaha untuk menjadi ikhwan yang sejati kayak di postinganku sebelumnya, agar kelak besok bisa dapet akhwat yang sejati, betul gak ???? :D
Mari berbagi:

Ikhwan..........???

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya ; Ibu ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…

Sang ibu tersenyum dan menjawab… Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayang nya pada orang disekitarnya…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya, tetapi dari sikap persahabatan nya pada generasi muda bangsa…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari keras nya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmen nya terhadap akhwat yang dicintainya…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika liku kehidupan…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Qur’an, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…

…setelah itu, ia kembali bertanya…
“…siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, ibu?…”

Sang ibu memberinya buku dan berkata… Pelajari tentang dia… Ia pun mengambil buku itu MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.

—————————————————————————————————–

Hmmm, setelah baca artikel ini, jadi sedikit tahu tentang bagaimana menjadi ikhwan yang baik. Mungkin masih sulit untuk diwujudkan, namun jika usaha pasti bisa. Man jadda wa jadda, barang siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.